Mengajarkan anak belajar membaca memang gampang-gampang susah. Apalagi tingkat
konsentrasi anak yang pendek membuat anak kecil harus sering mengulang apa
yang diajarkan.
Bagi saya dan suami yang sudah sepakat untuk memulai homeschooling di ajaran
baru tahun ini, menjadi tantangan yang cukup besar. Kami harus mengatur waktu
untuk bekerja, istirahat, beribadah dan juga mengajari tiga anak kami. Hal ini
sempat membuat kami khawatir. Oiya meski yang satu masih bayi umur satu tahun
bulan depan, tetapi tetap kami masukan dan list untuk belajar.
Tentu cara belajarnya bukan seperti kakaknya. Tetapi lebih banyak bermain
sambil dikenalkan berbagai macam huruf hijaiyah, alfabet maupun angka. Karena
pengenalan lebih awal akan sangat membantunya kelak jika akan memulai belajar
calistung.
Kami tidak setuju kalau anak umur 7 tahun tidak perlu diajarkan calistung.
Menurut saya mereka tetap perlu diajarkan calistung. Tetapi dengan metode
pembelajaran yang tidak kaku dan harus menyenangkan. Jangan samakan cara
belajar di sekolah dan di rumah. Kalau di sekolah saya dapat memakluminya.
Satu guru untuk mengajar banyak murid. Tidak mungkin guru mengikuti
karakteristik belajar setiap siswa. Jadi mereka menerapkan satu cara belajar
yang harus diikuti oleh semua anak, suka tidak suka.
Ini juga yang menjadi pertimbangan kami untuk memulai homeschooling di tahun
ini. Kami ingin anak-anak belajar dengan cara yang nyaman bagi mereka. Dan
tentu saja kami juga ingin dapat memantau penuh apa yang mereka pelajari.
Apalagi di tengah pandemi covid-19 ini saya juga khawatir dengan keadaan di
luar rumah. Saya tidak siap jika anak-anak harus masuk sekolah. Meski saya
mengerti, kalau tidak ditakdirkan sakit ya tidak akan sakit. Tapi siapa yang
tahu takdir, kami hanya bisa berusaha dan berdoa agar dijauhkan dari berbagai
penyakit berbahaya.
Belajar dengan Metode yang Menyenangkan
Ada banyak cara belajar yang menyenangkan di luar sana, mulai dari montessori,
belajar dengan gadget atau masih banyak lagi. Kami tidak mengikuti satu
metode, tapi memakai metode sekenanya, hahahaha. Pokoknya yang nyaman bagi
anak dan orang tua, itulah yang kami pakai. Tidak perlu saklek dengan satu
metode. Seperti yang sebelumnya pernah kami ceritakan, kami juga memberikan
gadget pada anak dengan beberapa peraturan.
Memberikan gadget ini juga salah satu metode belajar yang menyenangkan.
Biasanya dilakukan jika kami dalam keadaan sulit untuk belajar secara normal.
Seperti saat kami sangat lelah dan butuh untuk istirahat. Biasanya belajar
dari kasur sambil leyeh-leyeh pegang gadget jadi salah satu cara agar
anak-anak tetap belajar.
Apalagi banyak sekali aplikasi untuk belajar bersama si kecil. Tentu harus
dengan pantauan orang tua ya. Jangan diberi gadget lalu ditinggal tidur,
hehehe.
Game Marbel Belajar Membaca
Anak ketiga kami yang berusia dua tahun setengah, sedang dalam proses
pengenalan huruf alfabet dan hijaiyah. Kalau untuk hijaiyah sudah dibahas di
post sebelumnya mengenai Rainbow Iqro. Gak lengkap kalau tidak mengenalkan
anak dengan huruf alfabet juga. Apalagi anak ketiga kami baru-baru ini memang
mulai menunjukan ketertarikannya untuk berbicara lebih aktif. Sebelumnya,
Hamzah sulit untuk diarahkan menirukan bunyi huruf. Jadilah kadang saya hanya
mengoceh sendiri saja.
Tetapi semenjak anak pertama kami sekolah di rumah, Hamzah mulai mau menirukan
membaca buku Iqro 1 dan juga beberapa huruf alfabet. Tentu saja ini momentum
yang sangat bagus untuk mulai belajar.
Game belajar membaca yang kami pilih untuk anak-anak adalah game buatan
Indonesia yang tentunya gratis, namanya Marbel Belajar Membaca. Game ini
lengkap untuk pengenalan membaca. Ada pengenalan huruf konsonan, vokal, suku
kata dan dua suku kata. Bisa dimainkan oleh anak dengan rentan usia tiga
sampai tujuh tahun.
Game buatan Educa Studio memang gratis. Tapi namanya gratis, jadilah game ini
disematkan iklan. Bagi saya iklan dalam aplikasi ini cukup mengganggu proses
pembelajaran. Apalagi kadang muncul iklan dari marketplace yang bikin saya
kepo, hehehe. Padahal game ini bagus untuk belajar anak-anak.
Jadi agar pembelajaran lebih nyaman saya memutuskan untuk menghilangkan iklan
dari game Marbel ini. Menyematkan iklan ini adalah cara developer game agar
mendapatkan uang. Tetapi mereka memberikan opsi untuk membayar game dengan
harga yang sangat murah jika memang tidak ingin melihat iklan di game ini.
Cukup dengan Rp 16.000 maka iklan dari game ini ditiadakan. Dan dapat
digunakan dengan lebih nyaman tanpa ada distorsi.
Menghapus Iklan Dari Game Edukasi Gratis
Cara menghapus Iklan di game Marbel Belajar Membaca ini sangat mudah. Pada
opsi setting yang bergambar gerigi, kamu dapat melihat opsi “hapus iklan”.
Nanti akan diminta memasukan sejumlah angka untuk memastikan pemegang ponsel
adalah orang tuanya.
Setelah itu pilih “Ya, Beli”. Akan muncul metode pembayaran yang
dipilih. Di sini saya menggunakan metode pembarayan GoPay. Bagi saya ini
metode pembayaran yang paling praktis dan mudah. Apalagi GoPay ini bisa
dipakai juga untuk pesan makanan di GoFood dan belanja di Alfamart . Jadi
sekali top up bisa dipakai untuk macam-macam keperluan.
Bagaimana cara menggunakan pembayaran GoPay di Google Play. Bagi pengguna
android cukup menambahkan akun
GoPay
milik di Google Play sebagai salah satu metode pembayaran. Ini caranya:
Klik Menu lalu cari "Payment methods" |
GoPay sudah terhubung |
Secara lengkapnya, kamu bisa ikuti langkah-langkah ini jika pilihan bahasa di smartphone-mu adalah Bahasa Indonesia.
- Masuk ke Google Play Store dan Klik “Metode Pembayaran”
- Pilih “Tambahkan GoPay” sebagai metode pembayaran
- Klik “Lanjut”
- Masukkan Pin GoPay atas pasang PIN GoPay jika belum terpasang
- Yesss! GoPay kamu sudah terpasang.
Gambar versi penuh, lihat di sini |
Apalagi bagi pengguna baru sedang ada promo Google Play dengan cashback
15.000 dari tanggal 1-14 Juli 2020. Ada juga cashback 5.000 untuk semua
pengguna GoPay. Yuk cek di
sini.
Pemberian Gadget Pada Anak Dua Tahun Ke Atas
Pemberian gadget untuk anak dua tahun memang tidak boleh terlalu lama.
Maksimal hanya 10 menit. Tapi ini bukan masalah, karena 5 menit saja sudah
terlalu lama, hahaha. Hamzah biasanya sudah mulai tidak tertarik jika diajak
bermain game lebih dari 5 menit. Tentu saja ini bagus, selain saya juga tidak
perlu repot-repot memintanya berhenti, dia juga tidak merasa lelah.
Pembelajaran dengan menggunakan gadget hanyalah variasi yang tidak boleh
terlalu sering diberikan. Diusahakan pembelajaran dengan metode bermain (tanpa
gadget) lebih sering dilakukan, agar anak tidak kecanduan dengan gadget.
menghapus iklan membuat belajar jadi fokus, selain itu turu mendukung developer game tersebut, nah dalam hal ini develepor game lokal ini
BalasHapusbetul mas, yang paling kerasa adalah membantu developer untuk terus semangat meng-update aplikasi game nya agar makin bagus
Hapusmakasih infonya
BalasHapus